Minggu, 28 Agustus 2011

Motivation and Values

www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id
Consumer Behavior Class ( Kelas Perilaku Konsumen) Tuesday afternoon
Departement of Family and Consumer Sciences – Collage of Human Ecology – Bogor Agricultural University
Lecturer : Prof.Ir. Ujang Sumarwan, MSc
Session1 : www.ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id
Manfaat mempelajari perilaku konsumen

By : Putri Rodiah Sumantapura, Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat- College of Human Ecology


Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan. Tingkatan tersebut dimulai dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

Kebutuhan tersebut harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya.

Tidak dapat disangkal bahwa ketersediaan kebutuhan dasar atau rasa aman yang diungkapkan Maslow bisa membantu rasa percaya diri seseorang. Bila seseorang telah berprestasi, mencapai posisi tinggi dalam kariernya, atau mendapat penghargaan atas jasa-jasa yang ia lakukan- ini bisa menolong membangun rasa percaya dirinya. Seseorang bisa merasa memiliki eksistensi kalau punya uang banyak, bergelar atau berprestasi.

Abraham Maslow mengatakan bahwa ada 5 jenjang kebutuhan manusia. Jenjang pertama adalah kebutuhan dasar seperti udara, air, makanan, pakaian, istirahat dan kebutuhan dasar lainnya. Jenjang kedua adalah rasa aman- jaminan kerja, jaminan kesehatan, jaminan keamanan dari pencurian, dan jaminan keamanan lainnya. Jenjang ketiga, adalah cinta atau kasih, yaitu rasa dicintai dan dimiliki oleh keluarga. Jenjang keempat adalah 'esteem', yaitu harga diri, rasa percaya diri, penghargaan dari orang lain atas prestasi yang dicapai. Jenjang kelima adalah aktualisasi diri, yaitu kondisi di mana orang bisa berkreasi, memecahkan masalah, menerima fakta apa adanya, dan menerima kondisi orang lain.